BANTUAN UNTUK KELUARGA | PERKAWINAN
Cara Memperkuat Komitmen
TANTANGANNYA
Pada hari pernikahan, Anda membuat janji. Janji suci ini adalah komitmen seumur hidup bahwa Anda akan tetap bersama pasangan Anda dan akan menyelesaikan masalah apa pun yang bisa terjadi.
Mungkin selama bertahun-tahun, perbedaan pendapat telah melemahkan ikatan perkawinan Anda. Apakah komitmen Anda masih sekuat dulu?
YANG PERLU ANDA KETAHUI
Komitmen justru memperkuat perkawinan, bukannya melemahkan. Banyak orang ragu akan komitmen. Yang lain menganggap komitmen sebagai suatu hal yang mengekang. Daripada berpikir begitu, anggaplah komitmen sebagai jangkar yang membuat perkawinan Anda stabil. Seorang istri bernama Megan berkata, ”Waktu ada masalah, komitmen akan buat Anda merasa aman karena percaya bahwa Anda dan pasangan tidak akan bercerai.” * Karena yakin bahwa perkawinan Anda akan tetap aman, ini menjadi dasar untuk menyelesaikan masalah, sebesar apa pun itu. Lihat kotak ” Komitmen dan Kesetiaan”.
Yang perlu diingat: Kalau perkawinan Anda sedang bermasalah, sekaranglah waktunya untuk memperkuat komitmen, bukan meragukannya. Bagaimana caranya?
YANG BISA ANDA LAKUKAN
Perbaiki sudut pandang Anda. ”Menikah seumur hidup.” Apakah kata-kata ini membuat Anda merasa terkekang, atau justru merasa aman? Sewaktu ada masalah, apakah bercerai selalu Anda pikirkan sebagai jalan keluar? Agar komitmen semakin kuat, penting sekali untuk menganggap pernikahan sebagai komitmen seumur hidup.
Periksa latar belakang Anda. Pandangan Anda tentang komitmen mungkin dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada orang tua Anda. Seorang istri bernama Lea berkata, ”Orang tua saya bercerai saat saya masih muda. Saya takut pengalaman ini membuat saya punya pandangan negatif tentang komitmen.” Yakinlah bahwa perkawinan Anda bisa lebih baik. Apa yang terjadi pada orang tua Anda belum tentu terjadi pada Anda!
Hati-hati dengan kata-kata Anda. Jika Anda dan pasangan Anda berbeda pendapat, jangan ucapkan kata-kata yang akan Anda sesali seperti, ”Kita cerai saja!” atau, ”Aku mau cari orang yang terima aku apa adanya!” Kata-kata ini justru melemahkan komitmen Anda. Ini tidak menyelesaikan masalah, malah membuat pertengkaran Anda makin hebat. Daripada menggunakan kata-kata yang pedas, berbicaralah seperti ini, ”Kita memang sama-sama kesal. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk selesaikan masalah ini?”
Tunjukkan dengan jelas komitmen Anda. Taruh foto pasangan Anda di meja kerja. Selalu katakan hal-hal positif tentang perkawinan Anda kepada orang lain. Pastikan untuk menelepon pasangan Anda setiap hari ketika Anda sedang bepergian untuk waktu yang lama. Gunakan kata ”kami”, juga ”saya dan istri” atau ”saya dan suami”. Dengan begitu, ini akan menunjukkan dengan jelas kepada Anda sendiri dan juga orang lain, bahwa Anda punya komitmen kepada pasangan Anda.
Carilah teladan. Amati pasangan yang sudah lama menikah yang berhasil mengatasi masalah perkawinan mereka. Tanyai mereka, ”Apa artinya komitmen bagi kalian, dan bagaimana ini bisa bermanfaat bagi perkawinan?” Alkitab berkata, ”Dengan besi, besi ditajamkan. Demikianlah seseorang menajamkan muka orang lain.” (Amsal 27:17) Sesuai dengan prinsip ini, ikutilah saran yang diberikan oleh pasangan yang perkawinannya berhasil.
^ par. 7 Alkitab mengizinkan perceraian apabila salah satu dari pasangan melakukan percabulan. Lihat artikel ”Pandangan Alkitab—Perzinaan” dalam Sadarlah! ini.