Dapatkan Manfaat dari Pembacaan Alkitab
”Aku . . . benar-benar menyukai hukum Allah.”
1-3. Apa saja manfaat yang Saudara dapatkan dengan membaca Alkitab dan menerapkan ajarannya?
”SETIAP pagi saya bersyukur kepada Yehuwa karena Ia telah membantu saya memahami Alkitab.” Kata-kata itu diucapkan oleh seorang saudari lansia yang telah membaca seluruh Alkitab lebih dari 40 kali, dan ia masih terus membacanya. Seorang saudari lain yang lebih muda menulis bahwa pembacaan Alkitab telah membantunya untuk menganggap Yehuwa sebagai pribadi yang nyata. Hasilnya, ia semakin dekat dengan Bapak surgawinya. Ia mengatakan, ”Saya belum pernah sebahagia ini!”
2 Rasul Petrus menganjurkan kita semua untuk ’memperkembangkan keinginan yang besar akan susu yang tidak dicampur yang berkaitan dengan firman itu’. (1 Ptr. 2:2) Orang-orang yang memuaskan keinginan itu dengan mempelajari Alkitab dan menerapkan ajarannya akan memperoleh hati nurani yang bersih dan memiliki tujuan hidup. Mereka menjalin persahabatan yang langgeng dengan orang-orang yang juga mengasihi dan melayani Allah yang benar. Ini semua merupakan alasan kuat untuk ”menyukai hukum Allah”. (Rm. 7:22) Tetapi, masih ada manfaat lainnya. Apa saja itu?
3 Semakin banyak yang Saudara pelajari tentang Yehuwa dan Putra-Nya, semakin besar pula kasih Saudara kepada Mereka dan sesama manusia. Dengan memiliki pengetahuan Alkitab yang saksama, Saudara akan memahami bagaimana Allah tidak lama lagi akan menyelamatkan orang-orang yang taat dari dunia yang akan binasa ini. Saudara punya kabar baik untuk diceritakan dalam pelayanan. Yehuwa juga akan memberkati upaya Saudara untuk mengajar orang lain tentang apa yang Saudara pelajari dari Firman Allah.
BACA DAN RENUNGKAN
4. Apa artinya membaca Alkitab ”dengan suara rendah”?
4 Yehuwa tidak mau hamba-hamba-Nya membaca Firman-Nya dengan terburu-buru. Kepada Yosua pada zaman dahulu, Ia mengatakan, ”Buku hukum ini hendaknya tidak meninggalkan mulutmu, dan engkau harus membacanya dengan suara rendah siang dan malam.” (Yos. 1:8; Mz. 1:2) Apakah ini berarti bahwa sewaktu membaca Alkitab, dari Kejadian sampai Penyingkapan, Saudara harus mengucapkan kata-katanya dengan suara pelan? Tidak. Ayat itu memaksudkan bahwa Saudara perlu membaca dengan lambat agar dapat merenung. Sewaktu Saudara membaca Alkitab ”dengan suara rendah”, Saudara bisa memusatkan perhatian pada bagian-bagian yang pada saat itu Saudara rasa berguna dan menggugah hati. Sewaktu menemukan frasa, ayat, atau kisah seperti itu, bacalah lambat-lambat, mungkin dengan mengucapkan kata-katanya tanpa bersuara. Pelajaran penting dari ayat itu bisa sangat menyentuh hati Saudara. Mengapa hal ini penting? Karena jika Saudara menghayati nasihat Allah, Saudara akan lebih tergerak untuk menerapkannya.
5-7. Berikan contoh bagaimana membaca Firman Allah dengan suara rendah dapat membantu Saudara untuk (a) tetap bersih secara moral; (b) memperlakukan orang lain dengan sabar dan baik hati; (c) belajar mengandalkan Yehuwa sekalipun mengalami kesusahan.
5 Membaca dengan suara rendah sangat bermanfaat sewaktu Saudara membaca kitab-kitab yang jarang Saudara baca. Sebagai contoh, bayangkan tiga situasi berikut. Pertama, seorang saudara muda sudah membaca Alkitab sampai buku nubuat Hosea. Di pasal 4, dia berhenti sejenak setelah membaca ayat 11 sampai 13 dengan suara rendah. (Baca Hosea 4:11-13.) Mengapa? Ayat-ayat itu menarik perhatiannya karena dia sedang berjuang melawan tekanan untuk berbuat amoral di sekolah. Dia merenungkan ayat-ayat itu dan bernalar, ’Yehuwa melihat perbuatan buruk, bahkan yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau menyakiti Dia.’ Saudara itu pun bertekad untuk tetap bersih secara moral di hadapan Allah.
6 Situasi kedua, seorang saudari membaca nubuat Yoel. Ia sampai di pasal 2, ayat 13. (Baca Yoel 2:13.) Sambil membacanya dengan suara rendah, ia merenungkan bagaimana ia bisa meniru Yehuwa, yang ”murah hati dan berbelaskasihan, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih”. Ia memutuskan untuk tidak lagi melontarkan kata-kata yang menyakitkan dan penuh kemarahan, yang kadang ia ucapkan kepada suaminya dan orang lain.
7 Situasi ketiga, bayangkan seorang ayah Kristen yang baru di-PHK dan khawatir akan kesejahteraan istri dan anak-anaknya. Di Nahum 1:7, ia membaca dengan suara rendah bahwa Yehuwa ”mengenal mereka yang mencari perlindungan kepadanya” dan melindungi mereka bagaikan ”benteng pada hari kesesakan”. Hal itu menenteramkan hatinya. Ia merasakan kepedulian Yehuwa yang pengasih dan tidak terlalu khawatir lagi. Lalu, ia membaca ayat 15 dengan suara rendah. (Baca Nahum 1:15.) Saudara kita itu menyadari bahwa dengan terus memberitakan kabar baik pada masa susah, ia sebenarnya menunjukkan bahwa ia memandang Yehuwa sebagai bentengnya. Sambil terus berupaya mencari pekerjaan, saudara itu kini juga tergerak untuk mendukung kegiatan dinas lapangan pada tengah pekan.
8. Ceritakan dengan singkat satu ”permata” yang Saudara temukan dalam pembacaan Alkitab Saudara.
8 Pokok-pokok yang bermanfaat yang baru saja disebutkan tadi berasal dari kitab-kitab yang kadang dianggap sulit untuk dipahami. Jika Saudara memeriksa kitab Hosea, Yoel, dan Nahum dengan tujuan untuk belajar darinya, Saudara juga akan tertarik untuk membaca ayat-ayat lain dari kitab-kitab itu dengan suara rendah. Bayangkan betapa banyaknya hikmat dan penghiburan yang bisa Saudara dapatkan dari tulisan para nabi itu! Bukankah hal yang sama bisa kita dapatkan dari kitab-kitab lainnya? Firman Allah bagaikan tambang permata. Galilah tambang itu dengan sungguh-sungguh! Ya, bacalah seluruh Alkitab dengan tujuan untuk mendapatkan permata-permata rohani berupa arahan dan penghiburan dari Allah.
KERAHKAN UPAYA UNTUK MEMAHAMI
9. Bagaimana kita bisa memperdalam pemahaman kita akan kehendak Allah?
9 Membaca Alkitab setiap hari itu penting. Namun, Saudara juga perlu memahami apa yang Saudara baca. Jadi, manfaatkanlah publikasi yang disediakan organisasi Yehuwa untuk meriset lebih jauh tentang orang, tempat, dan peristiwa yang Saudara baca. Atau, jika Saudara tidak yakin tentang caranya menerapkan ajaran Alkitab tertentu dalam kehidupan Saudara, tanyakanlah hal itu kepada seorang penatua atau saudara-saudari yang matang. Untuk mengilustrasikan pentingnya memperdalam pemahaman kita, mari kita cermati contoh seorang Kristen pada abad pertama yang mengerahkan upaya untuk melakukannya. Namanya adalah Apolos.
10, 11. (a) Bantuan apa yang Apolos terima sehingga ia menjadi pelayan kabar baik yang lebih efektif? (b) Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah Apolos? (Lihat kotak ”Apakah Saudara Memiliki Pemahaman Terkini?”)
10 Apolos adalah seorang Kristen Yahudi yang ”ahli di bidang Tulisan-Tulisan Kudus” dan yang ”berkobar dengan roh”. Tentang dia, buku Kisah mengatakan, ”Ia kemudian berbicara dan mengajarkan dengan tepat hal-hal tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes.” Apolos tidak menyadari bahwa pemahamannya tentang baptisan sudah kedaluwarsa. Setelah mendengarkan Apolos mengajar di Efesus, suami-istri Kristen bernama Priskila dan Akuila menjelaskan ”jalan Allah dengan lebih tepat kepadanya”. (Kis. 18:24-26) Apa manfaat hal ini bagi Apolos?
11 Setelah mengabar di Efesus, Apolos pergi ke Akhaya. ”Ketika ia sampai di sana, ia banyak menolong mereka yang telah percaya karena kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh; sebab dengan penuh semangat, ia membuktikan dengan saksama di hadapan umum bahwa orang-orang Yahudi salah, sambil mempertunjukkan dari Tulisan-Tulisan Kudus bahwa Yesus adalah Kristus.” (Kis. 18:27, 28) Pada saat itu, Apolos bisa menjelaskan makna baptisan Kristen dengan tepat. Dengan pemahamannya yang kini lebih dalam, ia ”banyak menolong” orang-orang baru untuk membuat kemajuan dalam ibadat sejati. Pelajaran apa yang dapat kita petik dari kisah ini? Seperti Apolos, kita juga mengerahkan upaya untuk memahami apa yang kita baca dalam Alkitab. Namun, jika seorang rekan Kristen yang berpengalaman memberi kita saran-saran agar bisa mengajar dengan lebih efektif, kita tentu menghargainya dan mau menerimanya dengan rendah hati. Dengan demikian, mutu dinas suci kita akan semakin baik.
GUNAKAN APA YANG SAUDARA PELAJARI UNTUK MEMBANTU ORANG LAIN
12, 13. Berikan contoh bagaimana kita bisa menggunakan Alkitab dengan bijaksana untuk membantu pelajar Alkitab membuat kemajuan.
12 Seperti Priskila, Akuila, dan Apolos, kita juga bisa menjadi berkat bagi orang lain. Sewaktu Saudara berhasil membantu seorang peminat untuk mengatasi penghalang kemajuan rohaninya, bagaimana perasaan Saudara? Atau, sebagai penatua, bagaimana perasaan Saudara ketika seorang rekan seiman berterima kasih atas nasihat Saudara yang berdasarkan Alkitab yang telah membantunya menghadapi problem? Kalau kita menggunakan Firman Allah untuk membantu orang lain menempuh kehidupan yang lebih baik, kita tentu sangat puas dan bahagia. * Mari perhatikan bagaimana Saudara bisa melakukannya.
13 Sehubungan dengan ibadat sejati dan ibadat palsu, banyak orang Israel pada zaman Elia tidak membuat pilihan yang tegas. Nasihat yang Elia berikan kepada mereka bisa digunakan untuk membantu seorang pelajar Alkitab yang ragu-ragu dan tidak membuat kemajuan rohani. (Baca 1 Raja 18:21.) Perhatikan juga situasi lain: Jika seorang peminat takut akan tentangan dari teman atau keluarganya, Saudara bisa menguatkan tekadnya untuk beribadat kepada Yehuwa, yaitu dengan menggunakan Yesaya 51:12, 13.
14. Apa yang akan membantu Saudara mengingat ayat-ayat Alkitab yang Saudara butuhkan untuk membantu orang lain?
14 Jelaslah, Alkitab memuat banyak perkataan yang bisa membina, mengoreksi, dan menguatkan orang-orang yang membacanya. Namun, Saudara mungkin berkata, ’Bagaimana saya tahu ayat mana yang bisa saya gunakan sewaktu saya membutuhkannya?’ Alkitab berisi pikiran Allah, maka bacalah dan renungkanlah Alkitab setiap hari. Dengan cara itu, ada banyak ayat Alkitab yang bisa Saudara simpan dalam pikiran, dan roh Yehuwa akan membantu Saudara mengingatnya sewaktu dibutuhkan.
15. Apa yang perlu Saudara lakukan agar lebih memahami Firman Allah?
15 Seperti Raja Salomo, berdoalah kepada Yehuwa meminta hikmat untuk menjalankan tanggung jawab teokratis Saudara. (2 Taw. 1:7-10) Seperti para nabi dahulu, kita perlu ’meneliti dengan tekun dan menyelidiki dengan cermat’ Firman Allah untuk mendapatkan pengetahuan yang saksama tentang Yehuwa dan kehendak-Nya. (1 Ptr. 1:10-12) Rasul Paulus menganjurkan Timotius untuk mempelajari ”kata-kata iman dan ajaran yang baik”. (1 Tim. 4:6) Dengan melakukan itu semua, Saudara akan lebih siap untuk membantu orang lain secara rohani. Selain itu, Saudara juga akan memiliki iman yang lebih kuat.
MEMBACA ALKITAB MENGHASILKAN PERLINDUNGAN
16. (a) Karena ’memeriksa Tulisan-Tulisan Kudus dengan teliti setiap hari’, orang Berea mendapat manfaat apa? (b) Mengapa pembacaan Alkitab setiap hari sangat penting bagi kita dewasa ini?
16 Orang-orang Yahudi di kota Berea, Makedonia, punya kebiasaan untuk ’memeriksa Tulisan-Tulisan Kudus dengan teliti setiap hari’. Sewaktu Paulus memberitakan kabar baik kepada orang-orang Yahudi itu, mereka membandingkan apa yang ia katakan dengan apa yang mereka ketahui dari Tulisan-Tulisan Kudus. Hasilnya? Banyak yang diyakinkan bahwa apa yang Paulus ajarkan adalah kebenaran, dan mereka pun ”menjadi orang percaya”. (Kis. 17:10-12) Hal ini menunjukkan bahwa pembacaan Alkitab setiap hari menghasilkan iman yang kuat kepada Yehuwa. Jika kita ingin selamat dan memasuki dunia baru Allah, kita harus memiliki iman semacam itu, yaitu ”penantian yang pasti akan perkara-perkara yang diharapkan”.
17, 18. (a) Bagaimana iman dan kasih yang kuat bisa melindungi hati seorang Kristen? (b) Bagaimana harapan melindungi kita dari bahaya?
17 Paulus menulis, ”Bagi kita yang adalah milik siang, biarlah kita tetap sadar dan mengenakan pelindung dada iman dan kasih, dan mengenakan ketopong harapan keselamatan.” (1 Tes. 5:8) Seorang prajurit perlu melindungi jantungnya dari serangan musuh. Demikian pula, orang Kristen perlu melindungi hati mereka dari kuasa dosa. Apa hasilnya jika seorang hamba Yehuwa memiliki iman yang kuat akan janji-janji Allah sekaligus kasih kepada Dia dan sesama? Ia bagaikan mengenakan pelindung dada yang paling kuat. Sangat kecil kemungkinannya ia akan melakukan apa pun yang bisa membuatnya tidak diperkenan Allah.
18 Paulus juga menyebutkan ketopong, yaitu ”harapan keselamatan”. Tanpa ketopong yang melindungi kepala, seorang prajurit pada zaman Alkitab sangat rentan terhadap serangan mematikan di medan perang. Tetapi, dengan mengenakan pelindung kepala yang kuat, ia bisa selamat dan tidak menderita cedera yang serius sewaktu kepalanya diserang. Dengan mempelajari Firman-Nya, harapan kita semakin kuat karena kita yakin akan kesanggupan Yehuwa untuk menyelamatkan. Jika kita memiliki harapan yang kuat, kita bisa menjauhi orang-orang murtad dan ”percakapan-percakapan kosong” mereka yang bagaikan gangren. (2 Tim. 2:16-19) Harapan juga akan menguatkan tekad kita untuk menjauhi orang-orang yang bisa membuat kita melakukan hal-hal yang dikutuk Yehuwa.
KUNCI KESELAMATAN
19, 20. Mengapa kita sangat menghargai Firman Allah? Bagaimana kita membuktikannya? (Lihat kotak ”Yehuwa Memberikan Persis yang Saya Butuhkan”.)
19 Seiring mendekatnya akhir dunia ini, kita perlu semakin bersandar pada Firman Yehuwa. Nasihat-nasihat yang kita dapatkan darinya akan membantu kita untuk memperbaiki kebiasaan buruk dan mengendalikan kecenderungan untuk berbuat dosa. Dari Alkitab, kita juga bisa mendapatkan anjuran dan penghiburan sehingga dapat berhasil melewati ujian yang dilancarkan Setan dan dunianya. Dengan bimbingan Yehuwa melalui Firman-Nya, kita akan terus melangkah di jalan menuju kehidupan.
20 Ingatlah juga bahwa Yehuwa ”menghendaki agar segala macam orang diselamatkan”. Hamba-hamba Yehuwa termasuk di antara ”segala macam orang” itu. Demikian pula orang-orang yang kita bantu melalui pengabaran dan pengajaran. Namun, semua orang yang ingin selamat harus mendapatkan ”pengetahuan yang saksama tentang kebenaran”. (1 Tim. 2:4) Jadi, agar dapat selamat melewati hari-hari terakhir ini, kita harus membaca Alkitab dan menerapkan petunjuk-petunjuk terilham di dalamnya. Ya, dengan membaca Alkitab setiap hari, kita membuktikan bahwa kita sangat menghargai Firman kebenaran Yehuwa yang berharga.
^ par. 12 Tentu saja, kita tidak boleh menggunakan nasihat Alkitab untuk menekan atau menghakimi orang lain. Kita hendaknya sabar dan baik hati terhadap seorang pelajar Alkitab, seperti halnya Yehuwa terhadap kita.
^ par. 14 Bagaimana jika Saudara ingat kata kunci dari suatu ayat tetapi tidak ingat kitab, pasal, dan ayatnya? Carilah kata-kata itu di indeks pada bagian belakang Alkitab atau di Watchtower Library, dan biasanya Saudara akan dapat menemukan ayatnya.